Makalah Manusia dan Pandangan Hidup
Makalah Manusia dan Pandangan Hidup
Memanusiakan Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan
Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran
dan rasa. Tuntutan hidup manusia lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya
yang membuat manusia harus berpikir lebih maju untuk memenuhi
kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun
rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan
terhadap hidup.
Pandangan
hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani
dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu,
masyarakat, atau negara. Semua perbuatan tingkah laku dan aturan serta
undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah
dirumuskan.
Pandangan
hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran,
sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang
mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua
golongan.
Seorang
Muslim sejati maupun orang lain hendaknya memiliki pandangan hidup yang Islami
dan baik sesuai aturan yang dimiliki, agar apa yang ia lakukan senantiasa
berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Oleh karena itu saya tertarik untuk
menyusun makalah yang berjudul, “Manusia Dan Pandangan Hidup “ ini juga
serta sebagai makalah yang bermanfaat bagi para pembaca.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa Yang dimaksud dengan pandangan
hidup?
2. Apa saja unsur-unsur dari pandangan hidup?
3. Apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi sikap hidup?
4. Apa Hubungan Manusia dengan Pandangan hidup?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP
2.1. Pandangan
Hidup
Pandangan
hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh sutau masyarakat, yang dipilih secara
selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat (Koentjaraningrat,
1980). Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup.
Cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan
kehidupan. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup itu (Suyadi, M.P., 1985).
Pandangan
hidup merupakan bagian dari hidup manusia. Tidak ada seorang pun yang hidup
tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup itu
mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup ini mencerminkan
cita-cita atau aspirasinya (Manuel Kaisiepo, 1982). Apa yang dikatakan oleh
seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berpikir
tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan suatu itu pandangan hdiup, sebab
dapat pula hanya suatu idelisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir yang
sedang berlangsung di dalam masyarakat.
Biasanya
orang akan selalu ingat dan taat kepada Sang Pencipta bila sedang dirundung
kesusahan. Namun, bila sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan,
mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya, berkurang rasa pengabdiannya
kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
1) Kurangnya
penghayatan pandangan hdiup yang diyakini
2) Kurangnya
keyakinan pandangan hidupnya
3) Kurang
memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
4) Kurang
mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam
pandangan hidupnya.
5) Atau
sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri. (Habib Mustopo, 1986)
Manuel
Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup
bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak
selamanya bersifat positif. Bahkan pandangan hidup dapat terjadi tidak
dengan kesadaran atau “kesadaran yang dinyatakan,” tetapi “kesadaran yang tak
dinyatakan”, sebagai akibat kepengapan kondisi.
2.2. Unsur-unsur
Pandangan Hidup
Dalam Pandangan hidup pada Manusia terdapat unsur-unsur
yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang. Unsur-unsur pandangan hidup
tersebut pada dasarnya yakni Cita-cita, Kebajikan, Usaha,
Keyakinan/Kepercayaan. Berikut penjelasannya:
a.
Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dalam pencapaian cita-cita tergantung pada beberapa hal, yaitu faktor manusia, faktor kondisi dan faktor tingginya cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dalam pencapaian cita-cita tergantung pada beberapa hal, yaitu faktor manusia, faktor kondisi dan faktor tingginya cita-cita
b.
Kebajikan
Kebijakan/perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Makna dari kebijakan adalah agar manusia berbuat baik dalam tingkah laku. Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku manusia diantaranya faktor pembawaan, lingkungan serta pengalaman yang khas.
Kebijakan/perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Makna dari kebijakan adalah agar manusia berbuat baik dalam tingkah laku. Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku manusia diantaranya faktor pembawaan, lingkungan serta pengalaman yang khas.
c.
Usaha
/ Perjuangan
Usaha / Perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita, Setiap Manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. sebagian kehidupan manusia adalah perjuangan.
Usaha / Perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita, Setiap Manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. sebagian kehidupan manusia adalah perjuangan.
d.
Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunkukkan oleh manusia sat ia mersa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang mengaggap suatu premisi benar, jika kita yakin dalam suatu hal maka kepercayaan akan muncul.
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunkukkan oleh manusia sat ia mersa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang mengaggap suatu premisi benar, jika kita yakin dalam suatu hal maka kepercayaan akan muncul.
2.3.
SIKAP HIDUP
Faktor-faktor Penentu Tingkah Laku Manusia
a. Faktor
pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan.
b. Faktor
lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup dalam lingkungan yang baik maupun
tidak baik.
c. Faktor
pengalaman yang khas yang pernah dialami sewaktu dia mulai hidup dan hingga
sampai dewasa.
Pada dasarnya meskipun
pandangan hidup manusia berbeda-beda namun kita di tuntut untuk dapat membawa
kebaikan dalam berpandangan tentang hidup. Selalu berfikir positif adalah hal
yang akan membawa kita ini hidup penuh dengan kebaikan dan akan membawa kita
kepada pribadi yang tangguh, pribadi yang dapat menyesuaikan diri dimanapun
kita berada, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ada di
lingkungan tempat kita tinggal.
Makna
Sikap Hidup
Sikap hidup adalah
keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa positif, bisa negatif,
apatis atau sikap optimis atau persimis, bergabung pada pribadi orang itu dan
juga lingkungannya.
Sikap itu penting,
setiap orang mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda
sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya.
Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan. Seperti halnya orang militer
yang bersikap tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam
kemiliteran ia dididik kearah sikap itu. Sikap dapat juga berubah karena
situasi, kondisi, dan lingkungan.
Dalam menghadapi
kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi
kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan nonetis. Sikap etis ini disebut
juga sikap positif yaitu sikap lincah, sikap tenang, dikap halus, sikap berani,
sikap arif, sikap rendah hati dan sikap bangga.
Sikap nonetis atau
negatif ialah sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh,
sikap rendah diri. Sikap-sikap itu harus di jauhkan dari diri
pribadi, karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi
kemajuan bangsa.
Dalam berbagai
perpustakaan, khususnya yang menelaah sikap manusia, ada semacam kesepakatan
bahwa sikap tidak lain merupakan produk dari proses sosialisasi dimana
seseorang berarti bahwa sikap seseorang terhadap objek tertentu pada dasarnya
merupakan hasil penyesuaian diri seseorang terhadap objek yang bersangkutan
dengan dipengaruhi oleh lingkungan susial serta kesediaan untuk bereaksi
terhadap objek tersebut.
Dalam kurun waktu
setengah abad terakhir inipengkajian terhadap sikap manusia, khususnya yang
dilakukan oleh disiplin spikologi sosial, ada yang mengatakan sikap berpangkal
pada pembawaan atau kepribadian, ada yang menempatkan sikap sebagai motif atau
sesuatu kontruk yang mendasari tingkah laku seseorang, dan ada pula yang mengidentikkan
sikap sengan keyakinan, kebiasaan, pendapat atau konsep-konsep yang
dikembangkan oleh seseorang.
Bahwa mengidentifikasi
sikap tidak dapat dilihat secara langsung akan tetapi harus ditafsirkan
terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Secara operasional
pengertian sikap menunjukkan konotasi ada kesesuaian reaksi terhadap katagori
stimulus tertentu, sementara dalam penggunaan praktis sikap sering kali
dihadapkan dengan rangsang sosial dan reaksi yang bersifat emosional.
Menurut T. M. Newcomb,
sikap manusia bukanlah suatu kontruk yang berdiri sendiri, akan tetapi paling
tidak ia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan yang lain, seperti
dorongan, motivasi, nilai-nilai sikap. Dorongan adalah keadaan organisme yang
menginisiasikan kecendrungan kearah aktivitas umum.
Motivasi adalah
kesiapan yang ditujukan pada sasaran dan dipelajari untuk tingkah laku dan
bermotivasi. Sikap adalah kesiapan secara umum untuk suatu tingkah laku
bermotivikasi, sedangkan nilai-nilai adalah sasaran atau tujuan yang bernilai
terhadap berbagai pola sikap dapat.
Menurut Van Peursen
dalam bukunya strategi kebudayaan mengenai aktualisasi sikap manusia dari zaman
ke zaman dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan tersebut, melihat adanya 3
periode peralihan yang mencolok yang dialami manusia pada umumnya. Ketiga
pariode itu adalah:
a. Tahap
mitis ialah sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh
kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya atau
kekuasaan kesuburan.
b. Tahap
antiologi ialah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan, ia menyusun
suatu ajaran atau teori mengenai dasar hakikatnya segala sesuatu (antologi) dan
mengenai segala sesiatu menurut perinciannya (ilmu-ilmu).
c. Tahap
fungsional ialah sikap dan alam pikiran yang makin nampak dalam diri manusia
modern. Ia tidak begitu terpesona lagi oleh lingkungan (sikap mitis), ia tidak
lagi dengan kepala dingin ambil jarak terhadap objek penyelidikannya (sikap
antologis).
2.4.
Hubungan Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia pastinya
berhubungan dengan yang namanya pandangan hidup, itu dikarenakan pada setiap
dri manusia memiliki pandangan hidup untuk menjalani kehidupannya dalam
bernegara maupun berkehidupan sehari-hari. Akal dan budi sebagai milik manusia
ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi
mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu
diantara keunggulan manusia tersebut adalah pandangan hidup. Disatu pihak
manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa
suatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan
juga dapat dikatakan rumusan:
1. Orang yang
sulit menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaan.
2. Juga karena ia
sendiri menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/ bertindak yang
melanggar prinsip-prinsip yang dikatakan.
3. Dan khawatir kalau
ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang
yang di bimbing.
Menurut Drijarko S. J.
Mengatakan bahwa manusia itu serba terhubung dengan dunia jasmani sekitarnya,
terhubung erat dengan masyarakat dan akhirnya manusia itu tergantung seluruhnya
pada yang ada, yang mutlak, yaitu Tuhan.
Pandangan hidup adalah
Filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran tentulah
bentuk kebenaran yang akan dicapai kebenaran yang dapat diterima oleh siapa
saja.
Kesadaran akan
kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan
kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu
mengintai dirinya, baik yang fisik maupun yang non fisik, seperti penyakit,
bencana alam, kegelisahan, ketakutan. Banyak orang yang pandangan hidupnya
didasari pandangan-pandangan hidup untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya;
pada waktu mudanya, tetapi disaat-saat mendekati kematiannya mulai berbuat
seperti orang-orang yang hidup beragama.
Jadi pandangan hidup
merupakan keseluruhan garis dan kecendrungan jalan-jalan dan nilai-nilai yang
akan dicapaiuntuk landasan semua dimensi kehidupan. Dengan demikian bahwa
pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya manusia
tidak memahami dan menyadarinya, sehingga banyak orang yang memeluk sesuatu
agama semata-mata atau sadar keturunan.
Dalam firman Allah SWT
itu tersirat bahwa betapa Dia menghargai akal manusia. Dia hanya menawarkan
atau mendorongkan ini yang baik dan ini yang buruk. Akhir keputusan terserah
kepada manusia, sebab manusia mempunyai akal. Dan Allah SWT telah berfirman
dalam surat Ali Imran ayat 19 yang artinya: ”Agama yang benar bagi Allah itu
hanyalah Islam”. Namun agama apa yang akan dipilih oleh manusia sebagai
sandaran hidupnya, diserahkan hidupnya kepada manusia itu sendiri.
Pandangan hidup
ternyata sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di
akhirat, dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan
pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal, bukan sekedar
ikut-ikutan saja.
Pandangan hidup berbeda
dengan cita-cita. Cita-cita misalnya:
· Ingin
punya istri cantik, terpelajar tapi setia,
· Ingin
punya suami tinggi, tampan (simpatik), pilot dan setia
· Ingin
jadi insinyur, doktor, atau pilot
· Ingit
hidup selamat, bahagia alis tidak kekurangan apapun
Sedangkan pandangan
hidup:
· Ingin
jadi insinyur, doktor, atau pilot
· Ingit
hidup selamat, bahagia alis tidak kekurangan apapun
· Hidup
bahagia, sejahtera
· Hidup
sejahtera, penuh kebahagiaan dan cinta kasih
· Hidup
panjang umur untuk sanad kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh cinta kasih
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah yang mengenai Manusia dan
Pandangan Hidup diatas dapat kita simpulkan bahwa :
Pada hakikatnya
pandangan hidup dan manusia itu sangat berkaitan dan sangat dibutuhkan. Karena
pandangan hidup merupakan adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan,petunjuk hidup didunia. Pandangan hidup manusia harus
direalisasikan dalam hal yang baik dan positif. Hal-hal yang bisa membentuk
pandangan hidup manusia diantaranya faktor kondisi, faktor
lingkungan, serta faktor dari dalam diri manusia itu sendiri. Dan unsur-unsur
dari pandangan hidup manusia yaitu cita-cita, kebajikan, usaha/pekerjaan dan
kepercayaan/keyakinan. Maka dari itu manusia jika ingin berkelangusngan
hidupnya lancer dan selalu sukses harus memiliki pandangan hidup yang luas,
positif, dan baik untuknya.
3.2
Saran
Dengan
pembahasan makalah tentang manusia dan pandangan hidup ini, kita dapat
mengetahui pandangan hidup untuk manusia serta berbagai hal serta unsur-unsur
pembentuknya. Dan kita bisa mengimplementasikan pandangan hidup tersebut dalam
hal positif serta janganlah memiliki pandangan hidup yang kurang positif dan
selalu berikhtiar.
Yaa.. demikian dari postingan blog saya kali ini
yang mengenai Manusia dan pandangan hidup sekaligus untuk memenuhi dari tugas
pembuatan makalah dari mata kuliah Softskill. Jika ada kesalahan dalam penulisan
kata mohon dimaafkan yah..
Komentar
Posting Komentar